Puluhan warga yang berada di sekitar Pasar Pandaan, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan kecewa pagi tadi (01/03/2024). Penyebabnya, operasi pasar beras SPHP ternyata untuk pedagang pasar dan bukan untuk umum.
Pantauan Awak media, dari pagi sekira pukul 07.00, warga mulai berdatangan di dekat kantor Pasar Pandaan. Tujuannya membeli beras secara langsung dari Bulog sebagai pemasok.
Saya dapat pesan dari grup Whatsapp, ada operasi beras di Pasar Pandaan hari ini mulai pukul 08.00. Makanya saya dari pagi antri. Biar kebagian," tutur Lilik, salah satu warga.
Awak media juga sempat menerima pesan pemberitahuan operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tersebut.
Dalam pesan itu, terdapat tabel berisi jadwal penyaluran beras SPHP di pasar-pasar di Kabupaten Pasuruan. Untuk hari ini, rencananya didistribusikan ke Pasar Pandaan dan Bangil.
Namun, warga harus gigit jari. Beras yang disediakan sebanyak 6 ton itu ternyata khusus untuk pedagang.
Sontak suasana menjadi heboh. Warga sempat uring-uringan menuding pemerintah dan pihak pasar mempermainkan mereka.
Untuk meredam warga, Kepala Pasar Sugiman Budi Santoso langsung menemui warga. Budi menjelaskan informasi lewat media sosial itu khusus untuk pedagang.
Bila ada yang informasi yang menyebut beras SPHP terbuka untuk umum, Budi memastikan itu bukan dari pihaknya.
Pria asal Purwosari ini menambahkan, operasi beras bukan dikhususkan perhari ini saja. Melainkan sudah berlangsung selama 3 bulan terakhir.
"Ini sebetulnya distribusi rutin sejak 3 bulan lalu. Baru heboh sekarang, karena waktunya bersamaan dengan harga beras makin naik dan efek informasi di media sosial," terangnya.
Tak ingin antrian makin mengular, Budi dengan didampingi aparat dari Polsek Pandaan kemudian memberikan arahan kepada warga.
Warga dipersilakan membeli beras dari pedagang. Seluruh harga beras sudah ditetapkan harga eceran tertinggi (HET) oleh pemerintah.
"HET-nya 54.500 rupiah untuk kemasan 5 kilogram. Ya kalau ada yang menjual lebih dikit, misal 55 ribu, masih kami toleransi. Kalau ada yang keterlaluan menaikkan harga, laporkan ke kami," tegasnya.
Budi meneruskan, tak semua pedagang di Pasar Pandaan menjual beras SPHP. Alasannya beragam, ada yang tak ada di tempat ketika pendataan, ada juga yang memang menolak.
"Ada yang menolak karena kualitas beras katanya jelek. Ya itu hak pedagang. Yang mau saja yang kami data dan kami setorkan. Total ada 34 pedagang yang siap menjual beras SPHP," paparnya.
Setelah mendapat penjelasan, warga berangsur-angsur membubarkan diri. Meskipun, segelintir orang masih tak percaya dan menanyakan ulang kepada Budi. (Had).